Kamis, 24 Maret 2011

manusia cinta dan kasih.

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Dunia tercipta dengan segala sesuatu yang berpasangan. Ada langit ada bumi, ada baik ada benar, ada wanita ada laki-laki. Meskipun manusia tercipta sebagai makhluk pribadi akan tetapi manusia juga makhluk individu, makhluk yang tak dapat hidup sendiri tanpa campur tangan orang lain. Allah memberikan bekal cinta kepada setiap makhluk yang ada di bumi. Kecintaan yang hakiki sepenuhnya akan Allah SWT. Nabi muhammad sebagai Rasulnya, dan kitab Allah sebagai pegangan hidup, Dia juga telah menganugerahkan cinta kepada alam atas dan alam bawah sebagai manifestasi, bantuan dan karunia dari-Nya untuk menunjukkan kekuatan, kesempurnaan-Nya ke dalam wujud nyata. Dia telah menganugerahkan cita-cita luhur dan tekad yang tinggi dengan kekuatan cinta yang telah Dia fitrahkan secara khusus kepada makhluk-Nya sehingga dapat meraih tujuan-Nya yang paling mulia.

http://dimaspersonspeed.blogspot.com/2011/02/ilmu-budaya-dasar-manusia-dan-cinta.html

Allah berikan cinta kepada setiap bentuk manusia yang mana nantinya berlanjut pada sebuah kasih sayang. Karena manusia mempunyai dua sumber kekuatan yang menggerakkan dirinya untuk berbuat atau bertingkah laku termasuk perasaan untuk mencintai dan dicintai. Dua sumber yang dimaksud yaitu akal dan budi di satu pihak akan tetapi di pihak lain ada nafsu. Di mana dapat dibedakannya antara cinta yang sejati dan tulus dan cinta yang hanya karena nafsu atau pamrih. Butuh karena cinta apa cinta karena butuh?

Di mana cinta sejati cinta yang tumbuh karena kemanusiaan, yang tumbuh dari lubuk hati setiap manusia, yang tumbuh atas kesadaran bahwa pada hakikatnya manusia itu satu. Itulah kenapa cinta meliputi seluruh dunia. Di mana cinta kasih tidak mengenal iri, cemburu, persaingan dan lainnya pada orang yang mencintainya. Merupakan suatu kebahagiaan bila mampu berkorban, meringankan beban orang yang dicintai. Akan tetapi merupakan suatu penderitaan apabila tidak mampu meringankan beban orang yang dicintai.
Cinta berperan penting dalam kehidupan, cinta merupakan suatu landasan, perkawinan, dimana merupakan landasan pembentukan rumah tangga, terbangunnya suatu Negara, terciptanya semangat hidup, terciptanya sebuah hubungan kemasyarakatan. Cinta pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya, berpegang teguh pada syariat-Nya. Mampu menciptakan ikatan batin yang begitu menjiwa. Dimana bentuk cinta dapat berwujud dari cinta diri sendiri, pada sesama, harta, anak istri, kepada Allah.
Hanya kepada Allah terucap puji syukur yang empat perkara, yang ia telah menciptakan bumi dan seluruh isi yang ada di bumi ini. Yang telah menganugerahkan cinta menurut apa kehendak-Nya kepada setiap makhluknya entah yang berakal ataupun hanya punya naluri. Mengingat pemahaman manusia tentang apa yang disebut cinta begitu fundamental menimbulkan akibat yang fundamental juga. Hingga ada pujangga yang terkenal Victor Hago beranggapan bahwa mati tanpa cinta itu sama halnya dengan mati penuh dosa. Yang dari hal itu tentunya kita mampu berpikir bahwa tanpa cinta yang ada hanya hidup yang penuh diskriminasi iri dengki dan bersaing, seandainya pada faktanya hidup dengan cinta pun masih terjadi diskriminasi, eksploitasi. Oleh karena itu cinta punya banyak sebutan, tergantung siapa yang merasakan, dari racun, bencana, kedamaian, bahkan cinta adalah penderitaan. Akan tetapi pandangan akan cinta yang bermacam-macam itu seharusnya dilihat dari berbagai sisi atas cinta. Apa hikmah dari segala pengalaman cinta. Kalau cinta itu adalah suatu kegiatan, bukan merupakan pengaruh yang pasif, demikian pula bisa dikatakan bahwa salah satu esensi dari cinta adalah kreatifias dalam diri seseorang. Lebih tegasnya cinta lebih terletak pada aspek memberi dan menerima.

A. Al-Mahabbah

Cinta adalah permanen, memprioritaskan orang atau sesuatu yang dicintai, merasa dekat walau jauh sekalipun, hanya dia yang ada walau seribu orang pun, cinta adalah berkorban untuk orang yang dicintai, cinta adalah bilamana kalbu tidak mengingat siapapun melainkan yang dicinta, cinta adalah maksud hati yang tak kurang tatkala dijauhi tak lebih tatkala didekati, cinta adalah menyajikan pelayanan yang disertai menjaga kesucian, cinta adalah kesamaan selera dengan orang yang dicinta, cinta adalah saling melengkapi, cinta adalah kesetiaan untuk merindukan sang kekasih, cinta adalah hanya kekasih dalam setipa helaan nafas. Dalam cinta juga terdapat kemesraan “Kemesraan adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga”.
Siapa yang berhak untuk dicintai :
– Cinta akan diri sendiri, yang mendorong siapa yang patut untuk dicintai.
– Dalam terik matahari dia suka akan tempat yang teduh, maka ia cinta akan pohon yang rindang yang menyebabkan keteduhan itu.
– Cinta kepada orang yang baik.
– Cinta akan segala yang bagus dan indah, keindahan batin hanya hati yang dapat melihat.
– Ilmu dan kekuasaan Sang Pencipta.
– Satu kesempurnaan akan kecintaan ketika mampu mencintai Sang Pencipta sepenuhnya.


B. Kasih Sayang

Dimana kasih sayang merupakan kelanjutan dari sebuah cinta, apabila percintaan dua orang berakhir pada sebuah perkawinan maka di situ bukan lagi cinta akan tetapi sudah bersifat kasih mengasihi, yang masing-masing dituntut atas tanggung jawab, kejujuran dan pengorbanan juga saling percaya. Sehingga keduanya merupakan satu-kesatuan. Dan apabila ada salah satu unsur dari itu maka bisa terjadi keretakan dalam rumah tangga tersebut.
Kasih sayang merupakan suatu istilah konotatif bukan denotative, namun ada kepastian cinta tak akan berkembang tanpa adanya kehendak satu pihak yang memberikannya. Namun lebih baiknya mampu menyayangi diri sendiri sebelum menyayangi dan mencintai orang lain secara wajar. Yang merasakan kasih sayang bukan hanya di rasakan suami istri ataupun anak-anak dewasa akan tetapi bayi pun bisa merasakan kasih sayang, ketika dia digendong oleh ibunya diajak bercakap walau tidak tahu arti kata tersebut.

C. Cinta Kasih dalam Berbagai Dimensi

Cinta adalah sebagai bagian dari hidup dan itu pun telah diakui oleh anggota-anggota suatu komponen tertentu, dan telah diakui secara universal. Cinta mempunyai hubungan yang konstruk dengan kasih sayang kemesraan, belas kasih. Yang bisa diartikan perasaan kepada orang lain. Dari pengertian tersebut cinta kasih sayang menurut dua pihak yang terlibat di dalamnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa rasakan cinta kasih sesama, kasih sayang kepada masyarakat, jadi kehadiran orang lain sangat berarti dalam kehidupan kita, membuat hidup kita lebih indah, bahagia dan mengesankan.
Menyatakan cinta adalah suatu orientasi yang menunjukkan pada segalanya dan bukan kepada salah satu hal saja. Berarti tidak ada perbedaan antara tipe-tipe cinta berdasarkan objeknya.

D. Cinta Sesama Manusia

Persaudaraan merupakan cinta antara sesama, bukan sekarang saya besok engkau, bukan yang satu kuat yang satu lemah, karena hal itu bersifat sementara tapi perlu diingat manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Untuk itu kita perlu menyeimbangkan perasaan cinta pada diri sendiri atau egois dengan mencintai dan mengasihi orang lain, membantu mereka yang membutuhkan. Dimana Allah memberi petunjuk bahwa mencintai diri sendiri terlihat ketika seseorang berkeluh kesah atas apa yang sedang dialami, dan Allah juga memuji orang yang tidak terlalu berlebihan mencintai diri sendiri dan berusaha untuk mengurangi keluh kesah apabila ditimpa kesusahan.
Adapun ketegasan dalam Alquran tentang perlunya kasih sayang sesama manusia, kerjasama, persatuan dan persaudaraan di antara mereka.
“Dan berpeganglah kami semua kepada tali ( agama ) Allah janganlah kamu bercerai berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepad akamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempertautkan antara hatimu, lalu menjadikan kami karena nikmat Allah itu orang-orang yang bersaudara...” (Q.S. Ali Imran 3: 103)


E. Cinta Keibuan

Cinta keibuan adalah pungutan tanpa syarat tehradap hidup kebutuhan anak, dimana disitu dibutuhkan pengertian dan tanggung jawab. Cinta bu kepada seorang anak mengajarkan cinta akan kehidupan tidak hanya untuk tetap hidup. Dan cinta ibu kepada seorang anak adalah cinta yang paling suci dari segala ikatan emosional. Akan tetapi cinta yang berlebihan kepada seorang anak juga akan menimbulkan masalah sosial, begitu juga sebaliknya.

F. Cinta Erotis

Dimana cinta merupakan dambaan peleburan penyatua dengan pribadi lain, dimana cinta tidak bersifat universal. Dalam hal ini cinta sering dikaitkan dengan keeratan yang makin lama makin kurang sebagai konsekuensi mencari cinta dengan orang yang baru. Dan cinta ini merupakan cinta yang disertai pula dengan keinginan seksual, dan cinta merupakan sebuah manifestasi dari nafsu seksual yang diarahkan pada orang lain. Oleh karena itu untuk mencapai cinta yang sejati diperlukan komunikasi yang terbuka untuk mencapai cinta dalam kedewasaan. Dalam islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya, sebab ia merupakan emosi alamiah diri manusia yang tidak bisa diingkari oleh islam, tidak ditentang ataupun ditekannya. Dan dengan perkawinanlah dikendalikannya hal tersebut dengan cara yang sah.

G. Cinta Diri Sendiri

Cinta kepada diri sendiri ini berbeda dengan mementingkan diri sendiri bahkan bertolak belakang. Pada saat mementingkan sendiri kemungkinan rasa cinta akan diri sendiri berkurang, yang dimana disitu terdapat ketamakan yang tak terpuaskan. Namun cinta diri sendiri merupakan langkah untuk hidup tak mementingkan diri sendiri. Cinta diri adalah mencintai segala sesuatu hal yang mendatangkan kebaikan ketentraman kebahagiaan pada diri. Dan membenci segala sesuatu yang menyebabkan sakit dan bahaya. Dalam hal yang membuktikan kecintaan pada diri sendiri yaitu ketika ia mencintai hartanya yang diambil manfaatnya untuk memudahkan kebutuhan sendiri. Ketika seseorang terus menerus meminta kebaikan dari Allahd an merasa putus asa ketika ia ditimpa kesusahan.
Namun lebih baik mencintai diri sendiri tidaklah berlebihan, sepatutnya mencintai diri sendiri diimbangi dengan mencintai kepada sesama.

H. Cinta Kepada Allah

Tak beda halnya mencintai manusia, bahwa mencintai Allah merupakan kebutuhan untuk mengatasi keterpisahan untuk mencapai pengetahuan. Cinta kepada Allah punya aspek yang berbeda. Cinta kepada Allah merupakan kedudukan cinta tertinggi, kebaikan yang paling didambakan. Karena cinta merupakan rahmat yang membuat kita tak berdaya di hadapan-Nya. Segala suatu halnya mengharapkan penerimaan dan ridhoNya. Cinta seorang mukmin kepada Allah akan melebihi cintanya dengan urusan duniawi. Atas cinta seorang manusia kepada Allah akan membuatnya cinta kepada semua ciptaan Allah yang membangkitkan kerinduan spirutal dan harapan kalbunya.

I. Cinta Kepada Rasul

Rasul yang diutus oleh Allah sebagai rahmah alam semesta untuk memberi petunjuk dan membersihkan hati manusia, mengajarkan Alquran dan kebijaksanaan dipilih sebagai penutup para nabi, diturunkan Alquran sebagai pembenar kitab-kitab lain yang sebelumnya, adalah berkedudukan kedua setelah cinta kepada Allah. Karena Rasulullah adalah sempurna bagi manusia. Dalam tingkah laku, moral maupun sifat luhur lainnya. Sebagaimana dikemukakan dalam Alquran.
“Dan sesungguhnya kamu berbudi pekerti yang agung”. (Q.S. Al Qolam : 4)
Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah berdakwah walau dengan segala derita, berjuang dengan penuh kesulitan sehingga Islam mampu menjangkau seluruh belahan dunia, dan dengan petunjuuk Alquran membawa lemahnya manusia menuju cahaya petunjuk kita.


KESIMPULAN


Cinta dan kasih sayang yang meliputi seluruh dunia merupakan manifestasi atas anugerah-Nya. Dengan bertujuan untuk mencapai cinta yang sebenarnya telah difitrahkan secara khusus kepada makhluk-Nya untuk meraih tujuan yang mulia. Cinta tertinggi kedudukannya ketika seseorang mampu sepenuhnya mencintai Allah, melebihi cintanya kepada bentuk duniawi. Dimana setelah mampu mencintai Allah maka dengan sendirinya manusia mampu mencintai segala hal yang ada di sekelilingnya atas segala ciptaan-Nya.
Cinta kepada rasulullah setelah itu. Karena manusia sebagai makhluk pribadi dan sosial maka kecintaannya tak cukup hanya pada diri sendiri melainkan masyarakat di sekelilingnya. Kasih sayang yang timbul utuh dari hati tak hanya suami istri, orang dewasa namun juga bayi yang belum mampu apa-apa telah bisa merasakan apa kasih sayang dan cinta. Mestinya mampulah mencintai karena ketulusan bukan karena pamrih, agar tahu sesungguhnya hikmah dari cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar